28 Oktober 2008

Penyesuaian Diri Siswa di Sekolah

1. Arti Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri menurut Hamalik (2000: 16) adalah kemampuan setiap individu untuk menyesuaikan perkembangan dalam dirinya, baik mencakup segi jasmaniah, pengetahuan tentang alam dan ilmu pengetahuan sosial, kebutuhan berkomunikasi melalui bahasa dan matematika, seni dan sastra dan yang lebih penting lagi ialah memahami keseluruhan kehidupan melalui agama dan filsafat sesuai usia dan kemampuannya. Menurut Stendler dan young (Hamalik, 2000: 112) bahwa penyesuian diri dibutuhkan oleh siswa, saat ia memperoleh pengalaman pertama. Berdasarkan uraian di atas penyesuaian diri dapat disimpukan kemampuan setiap individu untuk menyesuaikan perkembangan dalam dirinya untuk memperoleh pengalaman, baik mencakup segi jasmaniah, pengetahuan tentang alam dan ilmu pengetahuan sosial, kebutuhan berkomunikasi melalui bahasa dan matematika, seni, sastra, agama dan filsafat.

1. Berbagai Bentuk Penyesuaian Diri Siswa yang Bersekolah
Berbagai penyesuaian diri pada siswa yang bersekolah sebagai kebutuhan remaja berkaitan kesehatan mental menurut Mappiare (1982: 145) dapat dikelompokkan meliputi penyesuaian diri dalam peer, penyesuaian diri terhadap guru, dan penyesuaian diri terhadap hubungan orang tua.
a. Penyesuaian diri dalam peer (kelompok teman sebaya)
Kebutuhan akan adanya penyesuaian diri siswa dalam kelompok sebaya, muncul sebagai akibat adanya keinginan bergaul siswa dengan teman sebaya mereka. Dalam hubungan ini, siswa sering dihadapkan dalam penerimaan atau penolakan teman sebaya terhadap kehadirannya dalam pergaulan. Pada pihak siswa, hal penolakan ”peer” merupakan hal yang sangat mengecewakan. Untuk menghindari kekecewaan itu remaja perlu sikap, perasaan, keterampilan-keterampilan perilaku yang menunjang penerimaan kelompok teman sebayanya.
b. Penyesuaian diri terhadap para guru
Penyesuaian diri siswa terhadap para guru timbul karena remaja dalam perkembangannya ingin melepaskan diri dari keterikatan dengan orang tua, ingin mendapatkan orang dewasa lain yang dapat dijadikannya sahabat dan sebagai pembimbing. Bagi siswa berhubungan dengan guru sangat penting karena mereka dapat bergaul secara harmonis dan matang. Ketidakmampuan siswa menyesuaikan diri dapat menimbulkan kekecewaan karena siswa tersebut tidak dapat merealisasikan dorongan-dorongannya untuk menunjukkan kedewasaan begaul dengan orang-orang dewasa. Penolakan orang dewasa terhadap keinginan siswa untuk bergaul dengan orang dewasa dapat menimbulkan perasaan rendah diri yang dapat mengganggu kestabilan pribadi siswa yang bersangkutan.
c. Penyesuaian diri dalam hubungan orang tua
Penyesuaian ini dilatarbelakangi antara lain siswa yang ingin berkembang tanpa tergantung pada orang tuanya, ingin diakui sebagai individu yang mempunyai hak-hak sendiri, orang yang mampu memecahkan persoalan sendiri. Siswa tidak menyadari sepenuhnya adanya kebutuhan bantuan dari orang dewasa terutama orang tuanya. Orang tua di mata siswa merupakan yang membuat rintangan besar untuk mendapatkan pengakuan dan kemerdekaan. Orang tua yang selalu mengekang kebebasan siswa akan menimbulkan juga dampak kekecewaan bagi siswa tersebut, sehingga dapat menimbulkan perlawanan-perlawanan terhadap orang tua. Siswa yang dapat menyesuaikan hubungannya dengan orang tua, biasanya terlihat dari hubungan yang harmonis. Siswa menyadari keinginan orang tua, begitu pula orang tua berusaha menyadari pula kebutuhan siswa.Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan berbagai penyesuaian diri pada siswa yang bersekolah dapat dikelompokkan meliputi penyesuaian diri dalam peer, penyesuaian diri terhadap guru, dan penyesuaian diri terhadap hubungan orang tua. Jika terjadinya ketidaksesuaian di ketiga bentuk tersebut dapat menimbulkan kekecewaan dalam diri siswa.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA !!! AYO SEMANGAT UNTUK MATEMATIKA MENJADI LEBIH MUDAH !!!